Endgrave adalah band yang terbentuk pada pertengahan 2022. Semua bermula saat Singgi dan Petra meramu musik dengan mengemas riff-riff gitar yang terbilang tidak biasa. Beragam karakter mulai dari Hardcore, Deathcore, hingga Death Metal ke dalam satu buah lagu yang kala itu masih mentah. Melengkapi formasi, Brandon dipercaya menulis lirik serta mengeksekusi divisi vokal sedangkan posisi drum diisi oleh Alif yang juga bertugas menjadi pawang sequencer.
Semua terasa berat dan benar-benar rendah, sejalan dengan apa yang mereka sepakati sejak awal. “Sebagai sebuah band, kami lebih senang mengutak-atik segala yang kami punya saat ini. Entah itu instrument, sampai software saat melakukan rekaman. Karena sering mendengarkan band-band keras kekinian, sedikit banyaknya kami terapkan juga di sini.” Singgi menjelaskan.
“Hanya butuh enam senar yang benar-benar tebal, dan waktu yang cukup panjang untuk menemukan tuningan dan tone yang sesuai untuk menggarap single ini. Worth it lah semuanya.” Tambah Petra. Jika melihat lirik, tema yang diambil pun tidak jauh dari keresahan yang dialami nyaris setiap hari. “Sederhana saja. Hal seperti kurang tidur, masalah kejiwaan, ketergantungan akan substance tertentu, harapan, mimpi yang hancur dan dihancurkan, serta problematika kehidupan urban. Putus asa, dan kemarahan. Semua hal negatif dan gelap saya masukkan.” Ungkap Brandon.
Endgrave memainkan apapun yang ingin dimainkan, maka dirilislah “Restless”. Sebuah ode bagi jiwa yang tidak pernah tenang. Dibalut ke dalam nuansa hardcore modern dan deathcore era 2010. Secara keseluruhan, kuartet ini membawakan musik yang cukup sederhana. “Drum sendiri dibuat dan dimainkan senyaman mungkin. Buat apa yang ngejelimet tapi dibawakannya tidak nyaman. Kalau saya lebih bagaimana pertanggungjawabannya saat live nanti.” Alif menerangkan.
Teks & Visual : Arsip Dari Endgrave

Subkultur, Hari Ini